Tuesday, July 21, 2020

SHAUM DZULHIJJAH



Mayoritas ulama mensunnahkan shaum di awal dzulhijjah [tanggal 1 sampai 9 dzulhijjah]. Khususnya bagi yang tidak berhaji.

اتفق الفقهاء على استحباب صوم الأيام الثمانية التي من أول ذي الحجة قبل يوم عرفة .... وصرح المالكية والشافعية : بأنه يسن صوم هذه الأيام للحاج أيضا

“Para ahli fikih telah bersepakat tentang dianjurkannya shaum 8 hari pertama dzulhijjah sebelum hari Arafah... bahkan ulama Malikiyah dan Syafiiyah menegaskan kesunnahan shaum pada hari-hari itu bagi para jamaah haji juga.” (Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, 28/91)

Syaikh Syihabuddin Ar-Ramliy berpendapat :

ويسن صوم الثمانية أيام قبل يوم عرفة ، كما صرح به في "الروضة" سواء في ذلك الحاج وغيره , أما الحاج فلا يسن له صوم يوم عرفة بل يستحب له فطره ولو كان قويا ، اقتداءً بالرسول صلى الله عليه وسلم , وليقوى على الدعاء

“Disunnahkan shaum 8 hari sebelum hari Arafah, sebagaimana  penjelasan dalam kitab Ar-Raudhah, baik bagi jamaah haji atau selainnya. Ada pun jamaah haji maka tidak disunnahkan shaum di hari Arafah [9 Dzulhijjah], malah dianjurkan untuk tidak shaum walau dia kuat sebab dalam rangka mengikuti Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam [yang juga tidak shaum], dan agar ia lebih kuat untuk berdoa.” (Nihayatul Muhtaj, 3/207)

Dalil mereka, antara lain keumuman dalil mengenai beramal di awal dzulhijjah. Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ . فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada amal shalih yang lebih dicintai Allah dibandingkan amal shalih yang dilakukan pada 10 hari itu.” Mereka bertanya: “Bagaimana dibandingkan dengan jihad fi sabilillah?” Beliau bersabda: “Tidak pula jihad, kecuali dia berangkat jihad dengan jiwa dan harta lalu  pulang dari jihadnya tidak bawa apa pun dari semua itu.” (HR. At-Tirmidzi No. 757, Ibn Hibban No. 324)

🍃 Bertakbir di Awal Dzulhijjah

Bertakbir sudah boleh dilakukan sejak tanggal 1 Dzulhijjah, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi shallallahu 'alayhi wasallam.

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari, disebutkan sebagai berikut :

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا

Dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar menuju pasar di hari-hari yg 10 (1 -10 Zulhijjah), mereka berdua bertakbir, dan manusia pun ikut bertakbir menyusul takbir mereka berdua. (Shahih Al Bukhari, 1/39)

Ini juga menjadi pegangan Abdullah Ibn Abbas, beliau menjelaskan tentang tafsir ayat :

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

“Dan mereka mengingat nama Allah dihari-hari yang telah diketahui” (QS. Al Hajj[22]: 28)

Apakah hari-hari yang telah diketahui? Ibnu Abbas  mengatakan:

“Ayyamul ma'lumat adalah Ayyamul 'asyr (10 hari Zulhijjah), sedangkan Ayyamul ma'dudat adalah hari-hari tasyriq.” (Shahih Al Bukhari, 1/39)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alayhi wasallam :

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ، وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِن الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ ، وَالتَّكْبِيرِ، وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah, dan tidak pula lebih dicintaiNya, untuk melakukan amal shalih, selain di 10 hari ini, maka perbanyaklah oleh kalian bertahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad No. 5446, Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman No. 3750, Hadits Shahih)

Syaikhul Islam Ibnu Hajar Al-Asqalani, mengutip ucapan Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi :

كان مشايخنا يقولون بذلك أي بالتكبير في أيام العشر

“Dahulu guru-guru kami mengatakan hal itu, yaitu bertakbir di hari-hari sepuluh dzulhijjah tersebut.” (Fathul Bari, 2/458)

🌿 Share

No comments:

Post a Comment