Tuesday, April 7, 2020

BAHASA ARAB ADALAH KUNCI #2



Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata,

ولا شكَّ أنَّ علم اللغة من الدين؛ لأنه من الفروضِ الكفايات، وبه تُعرفُ معاني ألفاظ القرآن والسنة

“Dan tidak ada keraguan lagi bahwasanya ilmu bahasa Arab adalah bagian dari agama Islam. Karena ia merupakan ilmu yang wajib dipelajari secara kifayah [jika tidak ada yang mempelajarinya sama sekali, kaum muslimin seluruhnya berdosa]. Dan dengannya pula diketahui makna-makna lafadz Al-Qur’an dan As-Sunnah.” (Al-Mazhar, 2/302)

Al-Imam As-Syathibi rahimahullah berkata,

وإذا فرضنا مبتدئًا في فهمِ العربية فهو مبتدئ في فهم الشَّريعة، أو متوسطًا فهو متوسطٌ في فهم الشريعة، والمتوسط لم يبلغْ درجةَ النهاية، فإذا انتهى إلى الغايةِ في العربية كان كذلك في الشَّريعة، فكان فهمه فيها حجة، كما كان فهمُ الصحابة وغيرهم من الفصحاءِ الذين فهموا القرآن حجةً، فمن لم يبلغ شأوهم، فقد نقصه من فهمِ الشريعة بمقدار التقصير عنهم، وكل من قصر فهمه لم يكن حجة، ولا كان قوله مقبولاً

“Seandainya kita menentukan bahwa seseorang masih dalam level pemula dalam keilmuan bahasa Arab, maka bisa langsung dikatakan ia juga pemula dalam ilmu syari’ah. Atau, jika seseorang dianggap keilmuan bahasa Arabnya masih dalam level mutawasith [menengah], maka dia pun dalam keilmuan syari’ah dianggap masih berada dalam level menengah. Dan yang namanya level menengah berarti belum sampai level puncak. Jika seseorang telah sampai level puncak dalam keilmuan bahasa Arab, maka ia dianggap telah sampai level puncak dalam keilmuan syari’ah.

Pemahamannya terhadap syari’ah pada saat itu bisa dianggap hujjah [diikuti]. Sebagaimana pemahaman para sahabat dan selain mereka [dari para mujtahid] yang memiliki kefasihan dalam bahasa Arab dan memahami Al-Qur’an secara mendalam, bisa dianggap sebagai hujjah [diikuti].

Dan barangsiapa yang belum sampai titik akhir ini, maka kurangnya ia dalam memahami syari’ah sesuai dengan kadar kekurangannya dalam memahami Bahasa Arab. Setiap orang yang pemahamannya masih kurang/timpang tidak bisa dijadikan hujjah [diikuti]. Dan tentu saja ucapannya tidak bisa diterima [sebagai pendapat syar’i].” (Al-Muwafaqat, 5/53)

Ngaji BAHASA ARAB
https://t.me/ngajiArab

No comments:

Post a Comment